Featured
Kamis, 17 Maret 2016
Didalam kehidupan sehari – hari sering kita jumpai fenomena disaat manusia beranjak dewasa, yaitu fenomena menikah. Menikah adalah fenomena yang sangat ditunggu – tunggu dan sangat didambakan.
Menikah adalah ritual bersatunya antara laki laki dengan perempuan dalam membentuk ikatan kekeluargaan. Selain itu menikah juga bisa mempersatukan dua kekeluargaan yang berbeda. Sebenarnya sudah sering kita mendengar permasalahan tentang pernikahan, salah satunya permasalahan dalam mencari pasangan menikah. Ada empat alasan laki- laki dan perempuan mudah mencari pasangan menikah, yaitu:
1.Dengan alasan hartanya. Setiap manusia yang kaya pasti mudah mencari pasangan menikah. Kaya disini diartikan orang yang mempunyai harta yang melimpah.
2. Dengan alasan ketampanan atau kecantikannya. Ya sudah jelas kalau manusia yang tampan atau cantik pasti banyak yang suka.
3. Dengan alasan nasab keluarganya. Dalam kenyataannya setiap anak dari orang yang berpangkat pasti mudah mencari pasangan menikah. Misalnya anaknya lurah, camat, bupati atau anak presiden pasti mudah mencari pasangan menikah.
4. Dengan alasan ilmu nya. Jadi setiap orang yang berilmu ya sudah pasti banyak yang suka.
Demikianlah empat alsan tersebut, apabila teman – teman ada kesusahan dalam mencari pasangan menikah maka silahkan memilaih salah satu dari empat alasan tersebut agar lebih mudah mencari pasangan menikah. Tetapi apabila teman – teman tidak memiliki salah satu dari empat alasan tersebut, maka teman – teman tidak ussah berkecil hati. Karena segala sesuatu yang terjadi dikehidupan ini sudah ada yang menyutradarai, yaitu Tuhan yang menciptakan seluruh alam semesta dan segenap isinya. Dan marilah kita yakini bahwa apa yang terjadi kepada kita adalah sesuatu yang terbaik bagi kita.
Empat alasan laki – laki dan perempuan mudah mencari pasangan menikah
at 06.45 |  No comments
Posted by Unknown
Rabu, 02 Desember 2015

Didalam perjalanan hidup manusia pasti ada kelakuan baik dan kelakuan buruk. Di dalam diri manusia itu ada sesuatu yang menjadi sopir yang mengendalikan, yaitu hati dan nafsu. Yang mana kedua hal tersebut saling adu kekuatan untuk berebut mengendalikan manusia.
Saudara pembaca, hati dan nafsu itu hampir sama.tapi yang membedakan adalah hati mengajak ke hal hal yang baik, sedangkan nafsu mengajak ke hal hal yang buruk. Kemudian cara kerja keduanya sama, sama sama membisikkan suara kedalam diri kita. Karena itu saya ingin berbagi cara membedakan mana yang suara hati dan mana yang suara nafsu.
Untuk membedakan suara hati atau suara nafsu, pertama tama kita pahami dulu apa tugas dua item tersebut. Hati menuntun kita untuk berbuat kebaikan, sedangkan nafsu menuntun ke hal yang buruk. Setelah kita tahu tugas tersebut kita dapat membedakannya,
Apabila di dalam diri kita berbisik untuk melakukan sesuatu yang baik dan diri kita terasa ikhlas tanpa mencari imbalan apapun, maka inilah yang dinamakan suara hati, karena program hati tidak mungkin bercampur dengan hal hal yang buruk.
Dan apabila di dalam diri kita berbisik ingin melakukan sesuatu kebaikan tetapi ada unsur ingin mencari imbalan, entah itu pangkat, kepercayaan atau biar dianggap orang baik, maka bisikan tersebut adalah suara nafsu. Bahkan apabila bisikannya ingin berbuat buruk maka itu malah lebih jelas suara nafsunya.
Saudara pembaca marilah kita belajar memahami suara hati kita sendiri, karena suara hati menuntun diri kita untuk ikhlas dalam segala hal.
Cara Membedakan Suara Hati atau Suara Nafsu
at 06.45 |  No comments

Didalam perjalanan hidup manusia pasti ada kelakuan baik dan kelakuan buruk. Di dalam diri manusia itu ada sesuatu yang menjadi sopir yang mengendalikan, yaitu hati dan nafsu. Yang mana kedua hal tersebut saling adu kekuatan untuk berebut mengendalikan manusia.
Saudara pembaca, hati dan nafsu itu hampir sama.tapi yang membedakan adalah hati mengajak ke hal hal yang baik, sedangkan nafsu mengajak ke hal hal yang buruk. Kemudian cara kerja keduanya sama, sama sama membisikkan suara kedalam diri kita. Karena itu saya ingin berbagi cara membedakan mana yang suara hati dan mana yang suara nafsu.
Untuk membedakan suara hati atau suara nafsu, pertama tama kita pahami dulu apa tugas dua item tersebut. Hati menuntun kita untuk berbuat kebaikan, sedangkan nafsu menuntun ke hal yang buruk. Setelah kita tahu tugas tersebut kita dapat membedakannya,
Apabila di dalam diri kita berbisik untuk melakukan sesuatu yang baik dan diri kita terasa ikhlas tanpa mencari imbalan apapun, maka inilah yang dinamakan suara hati, karena program hati tidak mungkin bercampur dengan hal hal yang buruk.
Dan apabila di dalam diri kita berbisik ingin melakukan sesuatu kebaikan tetapi ada unsur ingin mencari imbalan, entah itu pangkat, kepercayaan atau biar dianggap orang baik, maka bisikan tersebut adalah suara nafsu. Bahkan apabila bisikannya ingin berbuat buruk maka itu malah lebih jelas suara nafsunya.
Saudara pembaca marilah kita belajar memahami suara hati kita sendiri, karena suara hati menuntun diri kita untuk ikhlas dalam segala hal.
Selasa, 01 Desember 2015
Saudara yang saya hormati, dalam tulisan ini saya akan menulis tentang sesuatu yang sudah menjadi rahasia umum. Yaitu suatu pekerjaan yang biasanya dikenal dengan julukan “pahlawan tanpa tanda jasa”. Julukan ini biasanya disandangkan pada guru.
Sebelumnya saudara tahu pa tidak, apasih yang dinamakan guru itu? Guru adalah seseorang yang mengajarkan sesuatu kepada orang lain, entah itu tentang hal hal umum sampai semua hal yang ada didunia pendidikan. Tapi yang sekarang terjadi adalah kata guru sedang mengalami penyempitan makna.
Yang diketahui banyak orang tentang guru yaitu “guru itu seseorang yang lulus S1, bekerja dibidang pendidik, yang memakai seragam keki dan memakai sepatu pantopel, terus berangkat jam 7 pagi dan pulang jam 2 siang”. Padahal kan tidak harus seperti itu.
Tidak hanya di dalam dunia pendidikan formal, bahkan bisa kita temui sosok guru dibidang pendidikan non formal, contohnya di pesantren biasa disebut Ustad, di jamaah yasin biasa disebut mubalig, terus di dalam khotbah disebut khotib.
Saya pernah ngobrol dengan seseorang, dia saya panggil bu guru, yang pasti dia itu perempuan. Tapi disaat saya panggil bu guru, dia menjawab “saya bukan bu guru”. Saya kaget, padahal dia kan punya seorang adik, yang pasti dia kan pernah mengajarkan sesuatu kepada adiknya. Kemudian saya jawab “Guru adalah seseorang yang mengajarkan sesuatu kepada orang lain, apakah tidak bisa dikatakan guru apabila ada seseorang mengajarkan sesuatu meskipun Cuma satu huruf, meskipun kepada adiknya sendiri?”. Terus dia menjawab,”iya pak saya kliru”.
Dari kejadian tersebut saya mau mengajak kepada saudara saudara pembaca, marilah kita beranggapan bahwa semua orang bisa menjadi guru, meskipun tidak lulusan sarjana. Karena definisi pendidikan adalah membantu manusia untuk manjadi manusia. Selagi orang bisa mengajarkan sesuatu yang sifatnya memmbantu untuk manjadi manusia, maka orang tersebut bisa disebut guru. Dan guru seperti inilah yang seharusnya diberi gelar PAHLAWAN TANPA TANDA JASA.
Guru Memang Pahlawan Tanpa Tanda Jasa
at 06.28 |  No comments
Saudara yang saya hormati, dalam tulisan ini saya akan menulis tentang sesuatu yang sudah menjadi rahasia umum. Yaitu suatu pekerjaan yang biasanya dikenal dengan julukan “pahlawan tanpa tanda jasa”. Julukan ini biasanya disandangkan pada guru.
Sebelumnya saudara tahu pa tidak, apasih yang dinamakan guru itu? Guru adalah seseorang yang mengajarkan sesuatu kepada orang lain, entah itu tentang hal hal umum sampai semua hal yang ada didunia pendidikan. Tapi yang sekarang terjadi adalah kata guru sedang mengalami penyempitan makna.
Yang diketahui banyak orang tentang guru yaitu “guru itu seseorang yang lulus S1, bekerja dibidang pendidik, yang memakai seragam keki dan memakai sepatu pantopel, terus berangkat jam 7 pagi dan pulang jam 2 siang”. Padahal kan tidak harus seperti itu.
Tidak hanya di dalam dunia pendidikan formal, bahkan bisa kita temui sosok guru dibidang pendidikan non formal, contohnya di pesantren biasa disebut Ustad, di jamaah yasin biasa disebut mubalig, terus di dalam khotbah disebut khotib.
Saya pernah ngobrol dengan seseorang, dia saya panggil bu guru, yang pasti dia itu perempuan. Tapi disaat saya panggil bu guru, dia menjawab “saya bukan bu guru”. Saya kaget, padahal dia kan punya seorang adik, yang pasti dia kan pernah mengajarkan sesuatu kepada adiknya. Kemudian saya jawab “Guru adalah seseorang yang mengajarkan sesuatu kepada orang lain, apakah tidak bisa dikatakan guru apabila ada seseorang mengajarkan sesuatu meskipun Cuma satu huruf, meskipun kepada adiknya sendiri?”. Terus dia menjawab,”iya pak saya kliru”.
Dari kejadian tersebut saya mau mengajak kepada saudara saudara pembaca, marilah kita beranggapan bahwa semua orang bisa menjadi guru, meskipun tidak lulusan sarjana. Karena definisi pendidikan adalah membantu manusia untuk manjadi manusia. Selagi orang bisa mengajarkan sesuatu yang sifatnya memmbantu untuk manjadi manusia, maka orang tersebut bisa disebut guru. Dan guru seperti inilah yang seharusnya diberi gelar PAHLAWAN TANPA TANDA JASA.
sharingPosted by Unknown